160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Macam-Macam Mafia “Serobot” Cuan Di Aceh Tengah Tanpa Ampun, “Kita Menanti Pemimpin Yang Bisa Menyepak Para Mafia”

TAKENGON, KABARGAYO – MAFIA, kalimat ini tak asing ditelinga kita sebagai manusia. Dan selalu kita konotasikan, kalimat mafia adalah orang yang bergerak mencari keuntungan pribadi dengan cara “melanggar” hukum dan segala cara. Ini terjadi hampir disemua lini kehidupan kita.

Siapa sih yang tidak ingin memiliki pundi kekayaan yang berlebih untuk mencukupi segala kebutuhan hidup, wajar. Namun tidak dengan sebutan diatas tadi MAFIA.

Di Aceh Tengah saat ini, menjamur mafia yang bergerak dari bidang masing-masing atau personal dan bisa berkelompok. Sayangnya tidak ada satu orangpun aparat penegak hukum yang bisa memusnahkan kelompok atau personal dari mafia yang saat ini bebas bergerak disemua lini, baik pemerintahan dan swasta.

Di kalangan pemerintahan ada mafia yang bergerak “sengaja” menghabiskan uang rakyat melalui Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). Kegiatan ini biasanya sering memakan korban Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja dengan kalimat Honorer. Nama pegawai honorer sering kali menjadi “akal-akalan” kepala dinas dalam meraup pundi-pundi cuan untuk kepentingan pribadi.

Lain itu ada Mafia Proyek, dimana permainan ini dilakukan kelompok atau pribadi seseorang atau pengusaha yang berkolaborasi dengan pucuk pimpinan serta sel dibawah yang biasa disebut ULP. Dan ULP orang yang sangat diburu aparat penegak hukum dalam hal (bukti).

Namun permainanya licin, seperti belut yang hidup didalam selender. Sangat licin dan culas. Padahal kerja ULP hanya menayangkan hasil tender yang sudah mendapat restu dari sang “Raja”.

Selanjutnya ada mafia Pajak kegiatan ini biasanya melibatkan oknum pemerintahan untuk memanipulasi data awal, sehingga pembayaran pajak bisa dibawah nilai (10%) seperti yang telah ditentukan negara. Pajak ini biasanya sering “dipermainkan” oleh kalangan pengusaha seperti Hotel, rumah makan pengusaha Baliho atau Iklan.

Selanjutnya ada mafia tanah. Ini aneh bin ajaib. Dimana-mana ada tanahnya. Sampai-sampai kita pemilik sertifikat keheranan ketika ada yang mengaku tanah bersertifikat milik kita yang notabenya dikuatkan oleh notaris juga masih diklaim miliknya. Ini sungguh bahaya.

Masih banyak mafia-mafia lainya yang bergerak tanpa kita sadari didaerah yang kita cintai ini. Namun saat ini semua kita hanya bisa diam, melihat mereka bergerak dan melakukan pencurian terhadap uang rakyat, tanpa ampun.

Di Aceh Tengah ini sampai ke mafia lapak dan mafia parkir “tersedia” dengan membawa tukang tiup serumpit dari Medan sana.

Oh, negeri ku. Semoga “lahir” pemimpin yang bisa “mendepak” dan “menyepak” Semua mafia yang menguras hasil pajak dari rakyat.

Macam-macam Mafia di Daerah Parawisata:
Mafia Proyek, Mafia SPPD, Mafia Lapak, Mafia TS Bupati, Mafia Suara, Mafia Lorong, Mafia Calo, Mafia Pajak, Mafia tanah, Mafia Anggaran, Mafia Parkir. Lalu mafia apalagi ya.

Gayo bukan anak dari negeri Sisilia, Italia. Kita Berbudaya. (Pimpinan Redaksi – Jurnalisa)

You might also like