
Oponi-Pimred Kabargayo.co.id Wartawan Utama
Kehidupan karir politik sebagai manusia memang tidak ada yang mengetahui, setelah ini apa dan bagaimana selanjutnya.
Keteguhan jiwa dalam perjuangan tentu membuat seseorang harus lebih berpikir kedepan untuk satu tujuan. Tentu semua menginginkan yang terbaik.
Seperti perjalanan politik para politikus di Aceh Tengah ini. Ada sebagian sosok sangat boros kehidupannya. “Ara tekek ku Medan”.
Hal ini nampaknya seperti membudaya dikalangan politik daerah ini. “Tekek tekek ku Medan dan Jakarta,” kata salah seorang pengamat politik daerah ini yang namanya enggan ditulis.
Ada sosok ketua partai A sampai bertahun tidak pernah kita melihat dirinya berdiri didepan mimbar untuk orasi politik atau penanganan satu masalah. Tentu banyak modelnya. Ada yang sedikit bicara, tapi teropongnya ikan besar.
Orang politik (kadang) cenderung berbohong untuk sampai syahwat hati dan keinginannya. Dia bisa berbuat konyol dan kejam untuk kebutuhan nafsunya. Walau itu salah, tapi baginya itu adalah hal terbaik untuk meraih nilai rupiah.
Pertanyaan hari ini dalam tulisan ini yang ingin penulis perdalam adalah, setelah kalah Pemilihan Legeslatif (Pileg) menjadi apa Ketua Partai di Aceh Tengah.
Banyak yang berargumen ketua partai akan menjadi kontraktor dadakan sambil memainkan peranya sebagai “pucuk” dalam penugasan sebagai pimpinan partai.
Sebenarnya kekalahan mereka di ajang politik “kemarin” bisa menjadi cambuk bahwa mereka sudah ditinggalkan massa atau masyarakat.
Bisa jadi mereka tidak lagi fameliar di masyarakat karena tingkah laku dan kantongnya yang terlalua dalam hingga mata kaki.
Kini mereka akan menjajakan partai untuk kepentingan Pilkada 2024 yang sudah didepan mata. Pilkada juga tampaknya akan mahal. Saat ini diisukan (diduga) untuk satu kursi dukungan (pilkada) dihargai dengan nilai Rp.350 juta.
Begitu mahalkah harga demokrasi didaerah penghasil kopi Arabika ini. Semua emang belum ada kepastian, namun berkaca ke Pileg kemarin yang bertarung menghabiskan nilai millliaran rupiah, itulah nilai kebanggaan seseorang untuk meraih sukses demi satu kursi. Wallahu A’lam Bishawab.