Akademisi IAIN Sarankan Dinas Yang Tidak Aktif Bekerja, Perlu “Jeweran Kecil” Dari Bupati Dalam Situasi Bencana

TAKENGON, KABARGAYO | Harusnya fungsi masing-masing dinas dalam penanganan bencana semua bergerak mengurusi.

Tapi di Aceh Tengah ini aneh, saat bencana seperti ini ada dinas seperti tidak tahu mengerjakan apa. Sungguh miris. Masyarakat ada kehilangan nyawa, harta benda, lahan pertanian dan harapan untuk masa depan.

Eh, ada kepala dinas entah asik-asik tidak masuk kantor dengan alasan sakit. Sedangkan rakyat membutuhkannya hadir dalam situasi seperti saat ini.

Akademisi dr. Al Musanna juga mengharapkan instrumen dibawah bupati harus aktif melihat sitausi. Saling berkolaborasi untuk menghibur rakyat dengan penanganan yang sistimatis.

“Masyarakat tengah menghadapi kesusahan. Dihatapkan kita sebagai menyegar dan menyemangati situasi kehidupan mereka hari ini,” ungkap Al Musanna, 26 Desember 2025.

Disampaikan Al Musanna, Bupati menjewer kecil, bawahan yang tidak bekerja sama sekali. “Perlu dijewer kecil situasi ini membutuhkan energi kebersamaan menghadapi kesusahan rakyat,” kata Al Musanna.

Lain itu, Wartawan Senior Jurnalisa juga mengkritik dinas perdagangan yang tidak memantau pedagang-pedagang yang diduga mempermainkan harga dalam situasi tanggap darurat saat ini.

Harusnya dinas perdagangan memantau dan memberikan himbauan kepada pedagang. “Boleh cari untung, tapi sewajarnya, kasian masyarakat yang tengah kehilangan daya beli,” ujar Jurnalisa di forum resmi tersebut.

Menurut Jurnalisa, apa susahnya membuat himbuan kepada pedagang di Kota Takengon. “Sampaikan kepada pedagang dan media agar terpublikasi,” harap Jurnalisa mewakili Wartawan.

Konyolnya lagi Kadis Perdagangan Zulkarnain salah menjawab saat Bupati menanyakan ekspor cabe yang telah terjual ke Jakarta. “51 ton Pak Bupati,” jawab Zulkarnain. Lalu Brigjen Ismed perwakilan BNPB pusat meluruskan.

“Semua ada 71 ton lebih pak Bupati,” kata Ismed yang duduk disebelah Bupati Haili Yoga.

Penulis, JURNALISA