TAKENGON, KABARGAYO | Sudah seminggu ini ibu-ibu rumah tangga sibuk mencari Gas untuk kebutuhan rumah tangga (memasak-red). Gas menjadi barang langka. Dan sebagian masyarakat memang sudah beralih menanak nasi dengan cara memakai kayu bakar.
Sejak jalan KKA lumpuh semua harga kebutuhan rumah tangga naik hingga tak terkira. Gas ukuran tiga kilogram (berwarna hijau) pernah menjadi pembicaraan ibu-ibu rumah tangga.
Berita dengan narasari kabarnya, mencuat hingga harga Gas yang tidak masuk logika atau rumus ekonomi. Bayangkan Gas melon yang sudah disubsidi tidak berlaku saat bencana.
Sore tadi, 18 Desember 2025 beberapa pemuda menjajakan Gas 3 Kilogram dengan harga, senilai Rp.200 ribu. Gas tersebut didapat dari Bireun. “Gas ini kami beli dengan modal Rp.110 ribu dari Bireun,” katanya sambil menawarkan.
Beberapa warga yang melewati jalan Lebe Kader sempat menanyakan harga, ” Berapa harganya bang,” tanya seorang wanita paruh baya diatas sepeda motornya. “200 ribu kak, tukar tabung,” sebut pemuda dengan warna baju hitam dan sepatu yang masih kotor.
Harga ini menurut warga tidak wajar ditengah bencana saat ini. Karena Gas 3 Kilogram ini sebelumnya harganya senilai Rp.25 ribu.
“Ini tidak wajar sampai melambung begitu tinggi walau dibawa dari luar Aceh Tengah,” sebut seorang Ibu dengan mengunakan sepeda motor metik dengan wajah cemberut.
Penulis, JURNALISA