TAKENGON, KABARGAYO | Sebuah kabar bohong (hoaks) yang beredar luas di media sosial terkait klaim adanya warga Desa Tapak Moge, Kecamatan Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah, yang meninggal dunia karena kelaparan dan kesulitan mencari beras, secara tegas dibantah oleh pihak pemerintah daerah.
Bantahan ini didukung oleh keterangan langsung dari Reje (Kepala Desa) Kampung Tapak Moge, Sudarman yang menyatakan tidak ada informasi valid mengenai warganya yang meninggal dunia dalam kondisi seperti yang diklaim dalam pesan berantai tersebut.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menekankan bahwa penyaluran bantuan logistik, khususnya beras, terus dilakukan secara berkelanjutan di wilayah terdampak, termasuk Kecamatan Kute Panang.
Kadis Kominfo Aceh Tengah, Mustafa Kamal, memberikan rincian data untuk membuktikan alokasi bantuan telah sampai ke wilayah tersebut. “Untuk Kute Panang, penyaluran beras bantuan bencana alam sudah dilakukan sebanyak tiga kali pengambilan dengan total 10 ton,” ungkapnya, 14 Desember 2025.
Mustafa merinci bahwa pengambilan pertama dilakukan pada tanggal 4 Desember dengan alokasi 6 ton beras. Disusul pengambilan kedua pada tanggal 7 Desember sebanyak 2 ton, dan pengambilan ketiga pada tanggal 10 Desember sebesar 2 ton.
Total 10 ton beras ini disalurkan melalui posko Kecamatan Kute Panang, yang selanjutnya didistribusikan oleh para reje atau kepala kampung kepada masyarakat di wilayah masing-masing, termasuk Tapak Moge.
Mustafa juga menampik keras tudingan mengenai penumpukan atau penahanan stok beras bantuan. Dia menegaskan bahwa proses distribusi berjalan lancar dan cepat.
“Kami pastikan tidak ada beras yang ditumpuk. Buktinya, hingga kemarin saja sudah tercatat total 139,8 ton beras yang berhasil disalurkan kepada seluruh masyarakat terdampak bencana di Aceh Tengah,” tegasnya menepis isu bahwa warga mengalami masa terisolir selama 14 hari tanpa bantuan.
Dengan adanya bantahan resmi dari Reje Kampung dan data konkret penyaluran bantuan yang disampaikan oleh Kadis Kominfo, masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya dan tidak menyebarkan pesan-pesan hoaks yang berpotensi menimbulkan keresahan.
Penulis, JURNALISA