TAKENGON, KABARGAYO | Pria asal Pidie kelahiran 1968, bernama Marzuki Ali Basyah saat ini sudah berpangkat bintang dua, sebuah capaian jabatan yang patut diapresiasi sebagai pemuda dari Aceh. Tentu mencapai ini tidak segampang membalikan telapak tangan.
Lepasan Akpol 1991 satu angkatan bersama Kapolri Jenderal Listiyo Sigit Prabowo. Marzuki Ali Basyah meniti karir dalam berbagai satuan dan wilayah. Meniti karir dari bawah hingga menjadi perwira tinggi Polri.
Mendapat tugas sebagai pimpinan Polri di Polda Aceh 15 Agustus 2025, belum begitu lama. Namun dirinya bertekad menuntaskan apa yang belum selesai.
Misalkan kasus narkoba yang masih tinggi di Aceh. Marzuki menyebut Aceh sebagai pintu masuk, masyarakatnya harus tetap waspada dan harus melawan.
“Kita terus memberantas tanpa pandang bulu. Serangan narkoba itu anak-anak muda, harus ada perlawanan dari masyarakat,” ajak Jenderal Marzuki dalam temu pers usai ngopi bareng Wartawan.
Begitu juga terhadap penanganan kasus dugaan korupsi yang ditangani jajarannya di Polda Aceh.
“Untuk kasus korupsi tentu membutuhkan waktu. Karena mengumpulkan data-data. Namum sudah ada sudah naik, Aceh Selatan dan beberapa kabupaten diperiksa di Polda,” ungkap Marzuki Ali Basyah, 15 November 2025.
Ditanya soal penanganan kasus Pasar Ketol, Kabupaten Aceh Tengah yang sudah berjalan lama.
Kapolda Aceh Irjen Marzuki Ali menyampaikan kasus itu sudah dua kali gelar dan masih terus mengumpulkan data, karena kita ditanya juga dari pusat yang diawasi KPK sebagai pembina, kita kejar terus itu,” kata Marzuki yang malam itu membawakan dua tembang kesukaanya.
Penulis, JURNALISA