
TAKENGON, KABARGAYO | Dua hari lalu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK), Fitriana Mugie turun langsung ke tempat Intek air PDAM di Desa Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah.
Kehadirannya tentu atas kekhawatiran diri terhadap rakyatnya yang beberapa pekan sudah tidak mendapatkan distribusi air bersih.
Fitriana Mugie datang tidak sendiri. Bersama anggota Komisi C Hanafiah, Yuska Mashudi. Dan langsung di dampinggi Plt Direktur Iit.
“Saya ingin memastikan kondisi Intek PDAM, agar lebih jelas masalah yang dihadapi PDAM sebagai perusahaan daerah,” kata Ketua DPRK dari Fraksi Golkar ini.
Intek air Kebayakan selama ini mengairi ribuan pelanggan. Nah, pengaduan didapat Fitriana setelah sepekan masyarakat tidak mendapatkan suplai air bersih.
“Air bersih adakah keputuhan pokok masyarakat. Saat ini ada 4.000 pelanggan mengalami dampak, akibat air tidak lancar,” keluh Fitriana di dampinggi Hanafiah, 23 September 2025.
Yang sangat disayangkan Fitriana, masyarakat terpaksa membeli air tangki yang harganya mencapai Rp.60 ribu per 1.500 liter.
Salah satu petugas PDAM wilayah Desa Mendale, Saifullah mengatakan kekurangan pasokan air bukan dikarenakan kerusakan mesin. “Tapi karena debit air baku dari Danau Lut Tawar yang terus menyusut,” ungkap Saifullah polos.
Disampaikanya, mesin pompa berkapasitas 40 liter per detik per unit. Jika dua unit dijalankan bisa 80 liter per detik, tapi karena air baku tidak cukup, hanya satu mesin yang di operasikan.
Fitriana Mugie menginginkan managemen PDAM mencari solusi kongkrit untuk permasalahan air di seluruh wilayah Kabupaten. Jurnalisa