
TAKENGON, KABARGAYO | Pasukan Pengibar Bendera untuk persiapan 17 Agustus 2025 tahun ini sangat merasakan kekecewaan terhadap pengadaan baju dari Anggaran Pembelanjaan Biaya Kabupaten (APBK) 2025.
Ceritanya begini banyak berkembang di masyarakat bahwa pengadaan baju untuk anak-anak Paskibraka diduga dipotong oleh pihak ketiga yang menangani pengadaan kostum.
Kekecewaan anak-anak Paskib ini terbukti saat menerima pakaian “Paskib” yang dibagikan oleh para senior mereka. Belum sempat berbakti dalam perayaan HUT RI ke 80 tahun ini. Pakaian yang mereka pakai telah lebih dahulu robek.
Diduga pesanan dan besaran anggaran untuk satuan kostum Paskib disunat oleh pihak ke tiga (pengadaan kostum-red).
Kepala Badan Kesbangpol Sarwa menjawab pertanyaan Wartawan, 11 Agustus 2025 mengatakan, kostum Paskib baru bercobaan. “Kostum itu masih uji coba, akan diiperbaiki,” ungkap Sarwa dengan nada ringan.
Sarwa membuka tabir, bahwa pengadaan kostum dipihak ketigakan oleh lembaga yang dia pimpim. Artinya anggaran sebesar Rp. 600 juta untuk semua persiapan Paskibraka dan pengadaan baju hanya “titipan” dilembaga yang Sarwa pimpin.
Lalu muncul nama Iwan Ramadan yang diduga sebagai pihak ketiga yang harus bertangungjawab terhadap pengadaan kostum dan lainya. Namun sayang Iwan Ramadan enggan memberikan konfirmasi yang dilayangkan wartawan 12 Agustus 2025.
Iwan diduga masuk didalam lingkaran pendopo. Dan masalah pakaian Paskibraka yang sobek alias koyak ini sangat merusak semangat Bupati Aceh Tengah Haili Yoga yang tengah membangun imit memperbaiki semua sisi dikalangan birokrasi.
Tentu dalam hal ini Haili Yoga sebagai Bupati harus melakukan evaluasi terhadap lingkaran yang baru dibangun.
Iwan Ramadan diduga tinggal di Jalan Lintang dan selama ini aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Bupati dilapangan.
Iwan diduga mendapatkan proyek pengadaan baju ini dengan nilai Rp.200 juta dengan harga satuan ada pada masing-masing kebutuhan personil Paskibraka.
Masih dalam pengadaan atribut anggota Paskibraka Kabupaten Aceh Tengah, diduga para penyedia barang (pihak ketiga) banyak melakukan pemotongan selain gaji juga pengadaan makanan bagi para anggota paskibra.
Salah seorang warga Takengon menyesalkan sikap oknum pihak ketiga yang diduga telah menyunat anggaran pemgadaan kostum bagi anggota Paskibraka dan akan melaporkan temuan itu kepihak Kejaksaan Takengon. Jurnalisa