
TAKENGON, KABARGAYO – Satu kalimat kata sepakat, telah disuarakan Reje atau Kepala Desa yang tinggal dipinggiran Danau Lut Tawar untuk membersihkan hamparan danau dari Cangkul Padang dan Cangkul Dedem.
Keberadaan alat penangkap ikan ini memang tergolong “ekstrem” karena bisa mengangkat semua endemik yang ada di dalam danau, kebanggaan masyarakat Aceh ini.
Selain membuat danau juga kelihatan tidak indah, lain itu jaring penangkap ikan ini tidak menyisakan anak-anak ikan. Semua masuk kedalam jaring dan dijual.
Bupati Haili Yoga sebelum dilantik juga sudah memberikan statemen akan membersihkan danau dari cangkul Padang dan lainya yang sifatnya membuat danau tidak lestari.
Kelestarian Danau Lut Tawar, sangat diinginkan oleh Haili Yoga. Karena menurut Haili Yoga Danau ini telah menjadi kebanggaan bersama masyarakat yang tinggal di Aceh umumnya dan Aceh Tengah khususnya.
Terbukti setiap pekan masyarakat pesisir datang dengan membawa uang melihat danau dengan cara berwisata.
“Kita harus lestarikan Danau untuk kemakmuran bersama dan saudara-saudara kita yang datang saat libur,” ungkap Haili Yoga dihadapan para reje seputaran danau.
Dihadapan para reje, Camat dan SKPK juga Ketua DPRK Fitriana Mugi, Haili Yoga sempat menanyakan. “Danau kita selamatkan atau Cangkul Padang dan cangkul Dedem yang kita lestarikan,” tanya Haili Yoga.
Serempak masyarakat yang hadir menjawab, “Danau yang kita lestarikan,” dengan suara bersama.
Haili juga mengatakan bahwa untuk membersihkan Danau dari cangkul Padang dan Cangkul Dedem perlu dukungan dari lembaga Legeslatif (DPRK).
“Ini akan menjadi PR persama Ibuk Ketua DPRK,” ucap Haili Yoga berharap satu suara untuk kemakmuran masyarakat Gayo kedepan dengan harapan akan membuat qanun, terkait larangan memasang alat tangkap ikan dengan kapasitas berlebihan yang bisa menghabiskan endemik ikan yang ada di danau. Jurnalisa